Efek Kecepatan Pengendapan terhadap Perencanaan Unit Sedimentasi Primer pada Pengolahan Air Lindi

Produksi air lindi akibat tumpukan sampah akan mencemari lingkungan dan tanah di bawahnya apabila tidak diolah dengan baik. Air memiliki banyak padatan tersuspensi sehingga memerlukan koagulan sebagai pengikat antar partikel padatan. Penelitian ini merancang unit sedimentasi primer mempertimbangkan kecepatan pengendapan ketika diberi koagulan. Berdasarkan hasil pengujian jar test diperoleh dosis optimum PAC 2500 mg/L karena nilai turbiditas COD terkecil berturut-turut sebesar 0.46 NTU 163 mg/L. Dosis terpilih selanjutnya dilakukan pengukuran hindered settling menghasilkan ketinggian kritis 15,9 cm waktu 76,7 menit. Proses zona kompresi terjadi pada menit ke-183 ditandai melandainya kurva. Desain berdasarkan karakteristik dapat mengadopsi persamaann Vesilind Yoshida-Dick. Nilai koefisien persamaan Yoshida-Dick masing-masing 2 × 10-6 m3/gr 9,82 10-3 m3/gr. Persamaan 0,009 cm/detik, sedangkan Yoshida Dick 0,01 cm/detik. kurva Hu 5,23 Tu 183,74 memperoleh SOR 2,39 m3/m2. Debit aliran ditentukan 100 L/detik maka luas area permukaan 3614,74 m2 diameter 66,67 m. Kedalaman total 4,59 m struktur terdiri atas influen, orifice submerge EDI, efluen agar debit influen yang memasuki mengganggu proses pengendapan. Hubungan antara pemodelan desain diharapkan mampu mengoptimumkan menggunakan PAC.